Langsung ke konten utama

Postingan

Alak dan Laki: Sebuah Analisa Antropologi Linguistik

(Jogjakarta -1 Maret 2013) Manusia berdasarkan jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. Ada pula yang menyebut pria dan wanita, priyo dan wanito ( wani ditata-bisa diatur). Pembagian atas dua hal ini didasarkan atas faktor kultural karena pada dasarnya pembagian gender yang membedakan bentuk fisik lepas dari perlakuan yang berbeda di antara keduanya. Permasalahan yang terjadi, dalam konteks sosialbudaya terdapat dualitas antara maskulinitas dengan feminim. Tulisan ini lebih menekankan pada aspek maskulinitas dalam kebahasaan. Seperti kita ketahui bahwa bahasa adalah unsur penting dalam komunikasi. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan juga hasil dari kebudayaan. Kata -alak dan laki-laki menjadi pokok kajian dalam tulisan saya kali ini. Bahasa secara kultural dimasukkan dalam kajian antropologi Linguistik.  Antropologi Linguistik menurut Sibarani (2004:50) adalah cabang linguistik yang mempelajari variasi-variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya deng...

Review Buku Mythologies karya Roland Barthes (1957)

Buku Mitologi karya Roland Barthes yang diterjemahkan menjadi “Membedah Mitos-mitos Budaya Massa: Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol dan Representrasi”. Pada bab terakhir mitos dewasa ini adalah bab yang memberikan penjelasan lengkap dan komprehensif tentang mitologi yang berkaitan dengan fenomena dan benda-benda yang ada di sekitar kita yang kerap dianggap remeh seperti iklan, fotografi, tayangan televisi sampai pada jargon iklan, namun bersifat aktual. Dan yang menjadi kajian utama dalam buku ini adalah foto seorang negro yang mengenakan seragam tentara sedang member hormat pada bendera Prancis. Gambar ini bermakna ganda sebagai bentuk kesetiaan warga yang multikultur di Prancis dan  imperium yang bersifat rasial di Prancis. Mitos dalam buku ini bukan sekadar cerita yang terjadi pada masa lampau, legenda dan sebuah retotika yang bersifat naratif serta tidak bisa terbantahkan. Mitologi atau mitos menurut Roland Barthes bisa disamakan dengan “ideologi”. Beberapa catatan yang me...

Indonesia di Mata (mata-i) Post Kolonial karya Budi Susanto, S.J. (editor)

Susanto, Budi, S.J. 2010. Indonesia di mata (mata-i) Post Kolonialitas.Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Buku bunga rampai yang diedit oleh Budi Susanto, S.J berisi tentang kajian post kolonial dalam melihat negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia dan India. Dalam konteks sejarah pada masa penjajahan antara India dengan Indonesia memang telah ada pertalian nama di kalangan bangsa barat untuk menyebut India depan dan India belakang (Indonesia / Hindia Belanda). Karya-karya penulis dalam buku ini yang tergolong penulis aliran orientalis berupa membedah kebudayaan negara-negara yang menjadi sasaran sepak terjang kolonialis barat dengan mencari nilai esensi budaya dan sistem kemasyarakatan yang telah ada dalam masyarakat tersebut, selanjutnya dibuat dari data yang ada dibuat untuk kepentingan kolonial sendiri termasuk dalam menggulirkan wacana tentang identitas, kultur sampai sejarah. Penulisan dalam buku ini menggunakan kata “saya” yang dalam penulisannya ada beberapa yang menyatakan p...

Pergulatan Identitas: Dayak dan Indonesia, Belajar dari Tjilik Riwut Karya P.M. Laksono dkk

Laksono, P.M. et al. 2006. Pergulatan Identitas: Dayak dan Indonesia, Belajar dari Tjilik Riwut. Jogjakarta: Galang Press Buku Pergulatan Identitas: Dayak dan Indonesia, Belajar dari Tjilik Riwut Karya P.M. Laksono dkk, apakah dapat dikatakan sebagai buku biografi yang etnografis atau buku etnografi yang berbasis biografi dengan menggunakan actor oriented yang berbasis pasca strukturalis? Bagaimana membedakannya? Tjilik Riwut yang saya ketahui biasanya berasal dari materi Sejarah mengajar di Bimbel sebagai salah satu tokoh yang gigih mempertahankan kemerdekaan dari kedatangan kembali Belanda yang membonceng sekutu. Setelah membaca buku Pergulatan Identitas: Dayak dan Indonesia, Belajar dari Tjilik Riwut Karya P.M. Laksono dkk saya lebih dekat dan semakin dalam mengenal siapa itu Tjilik Riwut. Buku ini menyajikan sebuah karya biografi yang berbasis pasca struktural (hal. xix) karena bersifat sangat reflektif yang tidak bersifat sekadar menggurui pembaca namun mengajak pembacanya mere...

Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia Dalam Modernisasi – Michael R. Dove (editor)

Dove, Michael R.1985. Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia dalam Modernisasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Buku Peranan Kebudayaan Tradisional dalam Pembangunan adalah sebuah kumpulan tulisan (makalah) dan hasil penelitian terkait peran kebudayaan tradisional dalam pembangunan. Modernisasi selalu dikaitkan dengan pembangunan dan untuk pembangunan sendiri di Indonesia membutuhkan konsekuensi yang dapat menggerus kebudayaan tradisional masyarakat Indonesia khususnya suku-suku terasing. Membaca buku ini, jika saya membandingkan dengan Buku Manusia dan Kebudayaan Indonesia secara umum berdasar format penulisan dan eksplanasinya lebih ‘mengalir’ dan kontekstual karena tidak terikat oleh format baku penulisan dengan sistematika tertentu. Buku ini mewakili masalah yang terjadi seiring dalam upaya melakukan sinergisasi kebudayaan tradisional dengan agenda program pembangunan yang dirintis oleh pemerintah orde baru. Lingkupnya mulai dari Mentawai, Wana, Jawa, Kantu’, Punan, Bima, Maloh ...