Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Wacana

Dari Humaniora ke Rekayasa Sosial: Sisi Antropologis Hari Ini dari Mas Prof Pudjo

"Kunci sukses lancar kuliah adalah keterbukaan berpikir..bebaskan pikiran untuk bisa maju"  Prof. Wening  "Merdeka berpikir, semua informasi kita resapi renungkan dan membacalah yang banyak...nek gelem moco Insya Allah jembar swarga-Mu" Prof. Pudjo  Dua pesan untuk mahasiswa baru dalam Kuliah Perdana 2021 di era pandemi diadakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Bersama: Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A. dan Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA. Dua guru besar sekaligus garda depan dinamika intelektual di Bulak Sumur.  Moco le moco ...Jadilah Pembaca agar Hidup tak Sepi  Ada kerinduan tersendiri dengan Jogja. Dan dengan kuliah umum daring ini bisa merasakan kembali suasana akademik di bawah pohon rambutan dekat Kandang Antrop. Dalam pemaparannya Prof Wening mengupas tentang teknologi dan perubahan kehidupan. Bagaimana ilmu humaniora menjadi kritik atas hegemoni teknologi. Hari ini generasi mahasiswa baru disebut mahasiswa yang akrab dengan teknologi digital se...

Memori Pioner Inisiasi Jolotundo 2005

Inisiasi menjadi bagian tidak terpisahkan bagi kerabat Antropologi. Acara tahunan yang menjadi ajang reuni tipis-tipis terutama bagi yang telah menjadi alumni. Perkenalan lebih dalam antara  kerabat dengan mahasiswa baru yang menjadi calon kerabat. Postingan ini menjadi semacam flashback dan kerinduan pada inisiasi antropologi Unair.   Menjadi pioner KKA Antropologi Unair sudah saya lakoni sejak tahun 2004 hingga 2011 dengan beragam suka dukanya.  Seksi Babad Alas  Tugas pioner tidak mudah. Menyiapkan ground dengan segenap fasilitasnya. Rela mengambil jatah off kuliah bahkan ada yang bolos berangkat mulai hari Rabu. Tinggal secara semi sedentair di bumi perkemahan 4 hari 4 malam. Menitipkan hidup pada panitia, makan minum rokok semua ditanggung panitia.  Seksi Medis sedang test drive  Pioner sosok yang bekerja sepenuh hati untuk kenyamanan dan keamanan selama acara. Direkrut dari senior bahkan alumni yang dulu mewakili masing-masing divisi saa...

Relevansi Inisiasi di masa Antrop Kekinian: Sebuah Catatan Pojok Tenda

Pada suatu Jumat di tahun 2003, setelah melewati beragam acara penyambutan. Ya, disambut seperti orang penting. Tapi penyambutannya bukan karangan bunga atau karpet merah. Tapi dengan serangkaian acara. Acara penuh lelah, dari ospek Universitas (bangun pagi, naik sepeda pancal dari Petemon menuju Kampus C Unair untuk acara penyambutan mahasiswa baru), ospek Fakultas (bangun lebih pagi lagi, nginap di kos salah satu panitia, apel pagi-siang-sore, menjadi ketua regu kelompok Gramsi, tugas mencatat warta berita jam 9 malam di TVRI, simulasi demo sampai disemprot mobil tangki air di lapangan barat Fisip), dan ospek jurusan. Saat itu saya sebagai mahasiswa baru, orang kota baru pula, berpikir akan mengalami proses yang kurang lebih sama ketika mengikuti ospek di fakultas. Bertemu senior gondrong, berbaris di lapangan sampai ada tim khusus yang bergerak kilat nan galak jika ada yang melakukan -ataupun dianggap salah. Timdis namanya. Ini yang lebih pantas disebut sebagai macan kampus s...

Darurat Krisis Budaya Tulis (mukadimah)

"Gajah mati meninggalkan gading, akademisi mati meninggalkan karya tulis" Antropologi budaya sebagai salah satu ilmu yang penuh kata-kata. Orang lebih akrab menyebut dengan kata kualitatif. Lantas kenapa saya mengambil judul darurat krisis budaya tulis?. Pertimbangannya dari penelusuran di toko buku beberapa waktu lalu yang melihat rak buku untuk antropologi masuk dalam kategori display buku 3 T. Tersedikit, Terpojok, dan Tersepi. Siapa yang salah di sini? Tidak bijak kalau saling menyalahkan. Walau dalam kenyataan lapangan, ada yang mengaku antropolog, akademisi tapi minim karya tulis. Mengutip tulisan Orta Starn dalam buku Writing Culture, terungkap kurang populernya antropologi karena jika menulis, kita kurang tahu bahkan tidak tahu mau atau dari mana. Semacam disorientasi. Jika terjadi yang demikian semakin tidak jelas alur juntrungannya. Mau untuk formalitas semata, atau ingin merubah menjadi bacaan yang dapat dinikmati banyak kalangan. Anne Fadiman berkelakar bahwa ...

Menakar Formulasi Tulisan dari Tradisional menuju Kontemporer (bagian 1)

Menulis menjadi keharusan bagi mahasiswa tingkat apapun. Terlebih lagi jika kita menekuni bidang yang 'serakah' yaitu Antropologi. Serakah karena apapun dipelajari dengan menggunakan berbagai pendekatan dan pilihan paradigma. Musim ujian menjadi musim orang sibuk mengumpulkan laporan atau tugas tulisan (paper).  Ada yang mengeluh, ada yang galau.   Itulah perlunya kita membuat outline tulisan agar tidak ribet pada masalah teknis yang bisa membuat krisis.  Alex Gallego UK's Artwork Gaya penulisan orang tiap orang boleh beda, namun untuk urusan teknis hampir setiap kampus bahkan negara mempunyai standar tersendiri. Berikut adalah pola tradisional menurut H.L (Bud) Goodall, Jr (199:48)  yang terdiri dari tiga bagian yaitu introduction, body dan conclusion .  Saya perinci sebagai sebagai berikut:  Introduction Gain the attention of the audience by identifying the general issue I plan to pursue within an existing body of literature; Stat...

Review Kuliah Umum "Embodiment" bersama Prof. Dr. Annete Hornbacher

Tanggal 8 Agustus 2012 menjadi awal saya menuntut ilmu di Jogja, sembari mengurus persyaratan untuk sekolah lagi saya sempatkan untuk datang menghadiri kuliah umum. Inilah momentum dua kali saya menjadi mahasiswa KW di UGM. Jika pada masa skripsi menyusup di mata kuliah Antropologi Visual yang diampu oleh Prof P.M Laksono, pada kuliah umum ini saya menjadi "mahasiswa" UGM kembali. Kuliah ini menghadirkan Prof. Dr. Annete Hornbacher dari Institut Fur Ethnologie Karl-Ruprecht Heidelberg Universitat dengan pokok bahasan tentang Embodiment.  Siapa sangka kuliah yang dimoderatori oleh Mas Lono (yang kini menjadi pembimbing tesis kesayangan) lebih banyak menggunakan bahasa Inggris. Kalau masih 'jalan' gigi satu saya masih paham tapi kalau berbicara sedikit ngebut saya cuma manggut-manggut, ya inilah pertama kalinya merasakan kuliah dengan menggunakan bahasa Inggris. Berikut beberapa catatan selama mengikuti kuliah umum: Pendekatan secara kritis perlu digunakan unt...

Kopi, Kompetisi dan Konspirasi

Malang, 15 September 2013 Kopi menjadi bagian dari kuliner yang telah mendarah daging bagi sebagian masyarakat. Hasil olahan dari biji yang dalam penemuannya secara tidak sengaja oleh seorang penggembala di Ethiopia pada perkembangannya dalam lingkup sejarah panjang. Dari tanaman yang sekadar diseduh untuk menambah semangat menjadi sebuah komoditas perdagangan yang mendunia. Kebiasaan minum kopi ( ngopi ) menjadi perilaku reguler dalam kehidupan beberapa kalangan di Nusantara. Sebagaimana iklan di salah satu produk kopi: Secangkir kopi untuk Indonesia. Kopi, Cangkir dan Lepek Asumsi yang beredar bahwa minum kopi memberikan semangat lebih. Secara medis ini terjadi karena zat kafein yang terkandung di dalamnya. Saya sendiri mengenal kopi sejak masa SD dan menjadi pecandu kopi sejak SMP, sampai sekarang tidak bisa lepas dari kopi apalagi jika hari menjelang sore. Kopi mempuyai makna bukan hanya sekadar biji dan minuman namun lebih dari itu. Kopi dapat menjadi komoditas yang seca...

Kuliah Lapangan Pertamaku (Trinil-Sangiran-Matesih-Sukuh) 2003

Desember 2003, setelah melewati masa orientasi dan inisiasi sebuah langkah awal kelanjutan yang disebut sebagai kuliah lapangan. Antropologi mempunyai ciri khas dari catatan lapangan (fieldnotes) yang menjadi data dalam rangka melakukan pengkajian yang disebut dengan etnografi. Etnografi merupakan suatu argumen yang mempunyai keterkaitan dengan pengetahuan terhadap sesuatu khususnya kebudayaan dengan detail. Saya masih ingat sebelum memutuskan untuk memilih jurusan kalah tes perguruan negeri -untuk yang kedua kalinya- salah satu teman bilang, kalau masuk antropologi nanti menjadi orang lapangan. Orang lapangan yang terbersit dalam alam pikiran kalah itu, saya pikir hidup dan kerjanya hanya di lapangan. Ternyata setelah masuk di antropologi, asumsi tersebut tidak selamanya benar. Karena ada keterkaitan antara lapangan dengan non lapangan, di lapangan kita praktek sedangkan sisanya kita harus juga berkutat dengan berbagai literatur. Jadi harus ada kesinambungan antara pemahaman teori (u...

Kesatuan Hidup Setempat

Kesatuan Hidup Setempat saya asumsikan sebagai kedekatan emosional dan kultural dari antar anggota masyarakat hingga membentuk komunitas dengan menyertakan identitas tertentu. Misalnya di desa, kesatuan hidupnya tidak hanya pada urusan wilayah namun mengarah pada rasa saling memiliki identitas yang sama. Meskipun tinggal di tempat jauh dari kampung namun merasa di rumah jika ketemu dengan orang yang sama. Kata setempat tidak bisa diartikan secara harfiah satu tempat, namun lebih pada konteks satu budaya satu identitas.  Kesatuan hidup setempat terkait dengan deskripsi menarik tentang perkembangan kesatuan hidup setempat yang mengacu pada aspek komunalitas dari masyarakat. Perkembangan tersebut melalui berbagai proses dan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya. Tulisan ini  memfokuskan pada pendekatan fungsional struktural pada komunitas berbagai beserta segala aspek kehidupannya. Makan Komunal (Dokumentasi Pribadi) Bagaimana kontribusi para tokoh Antropologi s...

cultural niche.

Katanya manusia adalah makhluk yang berbeda, karena bisa mengembangkan cipta, rasa dan karsa sehingga menjadi makhluk yang berbudaya. Adaptasi merupakan mekanisme dalam menghadapi alam yang ekstrim dengan melakukan berbagai percobaan, eksperimen dan inovasi terhadap diri dan komunitasnya. Inilah yang dinamakan dengan cultural niche. Pembelajaran pada alam, perilaku belajar guna mempertahankan diri dan melestarikan budayanya. Uniknya manusia terletak pada bahasa dan peralatan hidupnya.  Manusia sebagai makhluk yang berbudaya mengembangkan sistem bahasa hingga terjalin suatu interaksi. Adaptasi menurut (Rappaport 1999: 6-7) sebagai suatu proses yang dibuat khusus untuk kelangsungan kehidupan manusia terkait organism e , populasi, masyarakat, ekosistem, biosphere dengan segala daya upayanya. Adaptasi memerlukan respon sebagai suatu jawaban atas kegelisahan dalam jangka waktu yang berbeda dan memberikan dampak yang berbeda pula. Jangka pendek berpengaruh pada sistem sosial sedangka...

Blues on The Bus (Etnografi Transportasi Bagian 2)

Kantor Unit Parangtritis YK. Perjalanan dari Jogjakarta menuju Malang via Surabaya pada tanggal 31 Maret 2013 meninggalkan suatu pengalaman yang menurut saya menarik. Luar biasanya terletak pada pengamen di bus yang berbeda dari biasanya. Musik yang ditampilkan oleh pengamen ini bukan musik yang pada umumnya ditampilkan seperti dangdut, campursari, rock, lagu balada sampai lagu ciptaan sendiri. Tapi pengamen yang ada pada video amatis tersebut adalah unik karena menyanyikan lagu Blues .   Selepas pintu tol keluar daerah Porong, bus Restu melaju menuju kearah selatan. Saat melintas Japanan sempat berhenti sejenak dan beberapa saat kemudian terdengar suara agak paruh dari sosok yang membawa gitar dan berambut gondrong. Awalnya saya mengira kalau pengamen ini akan menyanyikan lagu-lagu balada macam Ebiet atau Iwan Fals. Ternyata perkiraan saya salah, karena pengamen ini menyanyikan lagu blues dengan penuh penjiwaan. Nampak beberapa penumpang terlihat menerima tanpa merasa terganggu wa...

Oplosan dalam Bus: Etnografi Transportasi (1)

Kumis Kucing Room-Malang.  Prolog Transportasi adalah bagian dari kebudayaan, bahkan dapat dimasukan sebagai salah satu tambahan dari unsur-unsur budaya. Tanpa transportasi tidak akan ada perpindahan manusia beserta  barang bawaannya termasuk budaya. Sebuah tulisan bersambung yang membahas transportasi massal berdasarkan pengamatan dan wawancara sambil melakukan aktivitas nglaju mingguan AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Jogjakarta-Malang via Surabaya pp setiap minggu dapat menjadi sebuah alternatif dalam melakukan kajian etnografi.  1 Febuari 2013 ketika dalam perjalanan menuju Surabaya dengan armada PO Sumber Group, W 7006 UZ terlihat tiga pengamen dalam masuk ke dalam bus. Setelah bercanda sejenak dengan awak bus, mereka menuju bagian tengah bus. Suara gitar kecreng (gitar kecil) berpadu dengan kemricik suara dari pipihan tutup botol sebagai backsound dari suara lantang nyanyian seorang perempuan yang mendayu. Irama yang menghentak dari kendang modifikasi ala pipa p...

Formula Fungsionalisme Malinowski

Pengajian Kamis Siang FIB UGM. "Lapar adalah dorongan instingtif yang oleh manusia dikembangkan tanggapan kultural dalam penyediaan makan sampai konsep makan itu sendiri" (Ustad H) Kali ini pengajian kamis siang membahas tentang Formula dari teori Fungsionalisme yang dikemukakan oleh Bronislaw Malinoswski  (1884-1942) . Malinowski adalah pendiri profesi antropologi sosial di Inggris dengan menekankan pada pengenalan secara intensif melalui penggambaran dalam penelitian lapangan mengenai suatu masyarakat komunitas yang eksotis. Perspektif yang digunakan adalah penceritaan seperti novel yang masih menggambarkan sosok integral antropologi sosial Inggris. Malinowski adalah ujung tombak dalam revolusi para fungsionalis. Pendekatan yang saat awal kemunculan fungsionalisme sedang menjadi pusat perhatian adalah evolusionisme dan difusionisme. Keduanya mengarah pada perkembangan dan tahapnya dalam mengkaji kebudayaan dari waktu kewaktu beserta pengaruhnya. Fungsionalisme didasarkan p...

Spekulasi atas Asal Usul Agama

Asal Mula agama- primitif Dari mana asalmuasal agama ?  Secara  genealogis agama apakah mempunyai berbagai bagian dasar sebagai asal mula suatu ajaran? Berdasarkan pembacaan pada buku  keberadaan agama sama tuanya dengan masyarakat. Berbagai praktik keagamaan telah berkembang di berbagai penjuru dunia seperti di daerah Eropa dengan masyarakat Cro-magnon.   Perkembangan peradaban besar yang menyebar di berbagai penjuru juga mempengaruhi keberadaan praktek keagamaan misalnya di Mesir Kuno, Mesopotamia, India, Iran dan China. Jika kita  melihat praktek keagamaan yang ada beserta hasil budaya materialnya, muncul pertanyaan dari mana agama ini berasal?. Sebagaimana pemikiran Alfred  North White Head agama adalah buah karya dari kesendirian manusia ( human / own soliterines ). Kesendirian manusia melahirkan perilaku berpikir yang reflektif, berisi perenungan yang mendalam tentang kedirian dan asal diri yang nantinya berpangkal bahwa apa yang ada pasti ada yang me...