Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sambutan Inspektur Upacara

Inisiasi Antropologi Unair 2015 (sekilas reportase)

Ada pandangan antropologi tanpa inisiasi ibarat lebaran tanpa mudik. Benar, namanya tradisi susah untuk lekang termakan zaman. Tapi perubahan yang disesuaikan dengan kondisi jaman. Tanggal 10 Oktober 2015, usai ngopi dan mengantarkan istri ngantor. Saya melajukan motor ke arah barat, dari Pasuruan kota via Japanan lurus Mojosari dan mlipir ke selatan menuju arah Pacet. Walau sempat nyasar ke wisata Pemandian tapi tetap penasaran dengan tkp, perkemahan Sendi.  Udara sejuk menjadi petunjuk, motor Revo hitan semakin garang lewat medan tanjakan. Ini pertama kali saya sambang ke inisiasi format baru, biasanya tempat pelaksanaan lebih banyak di Jolotundo, Coban Talun atau pernah di Nongko Jajar. Desa Sendi menjadi tempat baru sejak kepindahan saya ke Jogja tahun 2012. Tempatnya lapang, lembah yang bersuasana layaknya planet mars, siang menyengat malam menggigil. Jika mata memandang ke utara tampak gagah gunung Welirang. Sampai di lokasi siang hari, panitia dan pioner bekerja. Pesert...

Darurat Krisis Budaya Tulis (mukadimah)

"Gajah mati meninggalkan gading, akademisi mati meninggalkan karya tulis" Antropologi budaya sebagai salah satu ilmu yang penuh kata-kata. Orang lebih akrab menyebut dengan kata kualitatif. Lantas kenapa saya mengambil judul darurat krisis budaya tulis?. Pertimbangannya dari penelusuran di toko buku beberapa waktu lalu yang melihat rak buku untuk antropologi masuk dalam kategori display buku 3 T. Tersedikit, Terpojok, dan Tersepi. Siapa yang salah di sini? Tidak bijak kalau saling menyalahkan. Walau dalam kenyataan lapangan, ada yang mengaku antropolog, akademisi tapi minim karya tulis. Mengutip tulisan Orta Starn dalam buku Writing Culture, terungkap kurang populernya antropologi karena jika menulis, kita kurang tahu bahkan tidak tahu mau atau dari mana. Semacam disorientasi. Jika terjadi yang demikian semakin tidak jelas alur juntrungannya. Mau untuk formalitas semata, atau ingin merubah menjadi bacaan yang dapat dinikmati banyak kalangan. Anne Fadiman berkelakar bahwa ...

KITA, ALAM DAN KESEIMBANGAN : Mading Zulala yang Juara

Kulonprogo, 19 September 2013 Manusia, alam dan harmoni menjadi satu bagian yang tidak dapat terlepas. Manusia membutuhkan alam dan alam membutuhkan manusia dan keduanya membutuhkan harmoni. Harmoni merupakan suatu keseimbangan pada keberlangsungan kehidupan. Ketika sedang asyik 'berburu dan meramu' buku digital untuk bahan kuliah secara mengejutkan ada yang mengabarkan sesuatu yang menarik dan tentu saja membuat bangga. Antropologi UB juara dalam mading 3D dan menjadi jawara alias juara satu, tentu menjadi sebuah kebanggaan. Sebuah kerja keras yang mendedikasikan waktu, tenaga dan loyalitas untuk keharuman nama jurusan.  Mading Zulala's Crew Atas 'kerajinan tangan' dari kelima kru sebagaimana foto di atas, sebuah mading atau majalah dinding dengan format 3D terbentuk sampai menjadi juara. Tentu saja pencapaian yang tidak gratis atau semudah membalik tangan. Kata Zulala mempunyai sejarah panjang dan tentu mengandung makna khusus bagi antropologi UB. Kali in...

Selamat datang dalam Sandaran Sepi Antropologi

Prolog ..Ujian Proposal Tesis di bulan April 2014 Sandaran Sepi Antropologi adalah sebuah blog, lebih tepatnya diary berbasis cyberspace yang menghadirkan berbagai tulisan apapun selama menekuni dunia yang luas dan beragam. Antropologi sebagai ilmu yang membahas manusia, baik dari aspek biologis maupun aspek budaya dan menjadikan antropolog makhluk yang tidak betah tinggal di satu tempat saja. Sandaran Sepi Antropologi merupakan bentuk kegalauan intelektual pada berbagai fenomena yang ada dengan cara blogging . Selamat datang dalam gubuk kami, semoga apa yang tersaji bermanfaat buat semua. Because Anthropology just for you, for all.....