Langsung ke konten utama

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan


Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan meliputi penjelasan tentang identifikasi, kekerabatan dan sistem perkawinan, religi, demografi wilayah, kesenian, organisasi sosial dan pada pembahasan yang akhir adalah pembangunan dan modernisasi. Buku ini juga menjelaskan suku bangsa yang ikut mewarnai kebudayaan Indonesia yaitu etnis Tionghoa, sebuah kajian bagus untuk lebih memantapkan rasa toleransi terhadap salah satu etnis yang kerap dipinggirkan dan dianggap minoritas.
Sebagai catatan dalam review kali ini antara lain: pertama, Jika dilihat dari konteks kekinian yang mengetengahkan aktualitas, sebagian besar data yang tersaji khususnya yang bersifat kuantitatif adalah data yang ketinggalan jaman dan terpengaruh oleh rezim orde baru. Kedua, Buku ini masih sedikit menyinggung mengenai persebaran dari berbagai etnis yang ada dan interaksinya dengan etnis yang lain, dialog dan interaksi kebudayaan menjadi kajian yang penting dalam melihat keragaman etnis di Indonesia, sehingga jika terjadi masalah dikemudian hari kita telah mempunyai akar permasalahannya. Ketiga,Tidak ada pembicaraan yang lebih mendalam mengenai dinamika sosial budaya dan hal ini menjadi masalah bagi pembaca yang kritis. Dinamika yang dibahas adalah pembangunan dan modernisasi yang menurut saya lebih mengarah pada pengadaan inftrastruktur yang sedikit menyentuh ranah budaya. Bagaimana relevansi antropologi gaya laci (penulisan etnografi yang sistematis dan menurut saya serba dibatasi) di tengah dinamika wacana dan perkembangan pembaca yang semakin kritis dewasa ini?(Roikan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...