Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

An Anthropologist's Arrival: A Memoir

English ISBN: 0816530602 | 2014 | 238 pages Ruth M. Underhill (1883-1984) was one of the twentieth century's legendary anthropologists, forged in the same crucible as Franz Boas, Ruth Benedict, and Margaret Mead. After decades of trying to escape her Victorian roots, Underhill took on a new adventure at the age of forty-six, when she entered Columbia University as a doctoral student of anthropology. Celebrated now as one of America's pioneering anthropologists, Underhill reveals her life's journey in frank, tender, unvarnished revelations that form the basis of An Anthropologist's Arrival. This memoir, edited by Chip Colwell-Chanthaphonh and Stephen E. Nash, is based on unpublished archives, including an unfinished autobiography and interviews conducted prior to her death, held by the Denver Museum of Nature & Science. In brutally honest words, Underhill describes her uneven passage through life, beginning with a searing portrait of the Victorian ...

Darurat Krisis Budaya Tulis (mukadimah)

"Gajah mati meninggalkan gading, akademisi mati meninggalkan karya tulis" Antropologi budaya sebagai salah satu ilmu yang penuh kata-kata. Orang lebih akrab menyebut dengan kata kualitatif. Lantas kenapa saya mengambil judul darurat krisis budaya tulis?. Pertimbangannya dari penelusuran di toko buku beberapa waktu lalu yang melihat rak buku untuk antropologi masuk dalam kategori display buku 3 T. Tersedikit, Terpojok, dan Tersepi. Siapa yang salah di sini? Tidak bijak kalau saling menyalahkan. Walau dalam kenyataan lapangan, ada yang mengaku antropolog, akademisi tapi minim karya tulis. Mengutip tulisan Orta Starn dalam buku Writing Culture, terungkap kurang populernya antropologi karena jika menulis, kita kurang tahu bahkan tidak tahu mau atau dari mana. Semacam disorientasi. Jika terjadi yang demikian semakin tidak jelas alur juntrungannya. Mau untuk formalitas semata, atau ingin merubah menjadi bacaan yang dapat dinikmati banyak kalangan. Anne Fadiman berkelakar bahwa ...