Langsung ke konten utama

Asas Pokok Etnografi Klasik Indonesia (KOENTJARANINGRAT)

   
Prof. Dr. Koentjaraningrat. ..Begawan Antropologi Indonesia

Prof. Dr. Koentjaraningrat adalah tokoh sentral dalam kelahiran dan perkembangan antropologi sebagai sebuah disiplin ilmu di Indonesia. Beliau perintis dan peletak dasar secara keilmuwan untuk pengembangan antropologi di Indonesia. Kontribusi beliau dalam terdapat dalam pengembangan prasarana pendidikan antropologi, menyiapkan dan membina tenaga pengajar dan tenaga ahli untuk memperlengkap dan mengembangkan pendidikan dan penelitian dalam antropologi; dan menyiapkan dan menyediakan untuk bahan pengajaran. Beliau tidak hanya produktif sekali menulus buku-buku acuan pendidikan antropologi serta buku dan artikel ilmiah lainnya berkenaan dengan kebudayaan, suku bangsa dan pembangunan nasional di Indonesia. Beliau juga berhasil mengembangkan sumber daya manusia berupa ahli-ahli di seluruh Indonesia yang menguasai berbagai bidang spesialisasi dalam antropologi.
Etnografi  merupakan suatu kebudayaan suatu suku bangsa. Namun karena didunia ini ada. suku-suku bangsa yang kecil yang terdiri dari hanya beberapa ratus penduduk tetapi juga ada suku-suku bangsa yang besar yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, maka sebuah etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa yang besar. Kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi atau di suatu wilayah administratif tertentu menjadi pokok sebuah etnografi., biasanya dibagi ke dalam unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal:, yaitu:1. Bahasa, 2. Sistem teknologi, 3.Sistem ekonomi, 4. Organisasi sosial, 5. Sistem pengetahuan, 6. Kesenian, 7. Sistem religi. Dari tujuh unsur yang bersifat universal tersebut, kemudian mendeskripsikan etnografi yang disusun berdasarkan suatu kerangka etnogrfi, yang terdiri dari bab-bab yang terbagi ke dalam sub-sub bab khusus, yaitu:
1. Nama suku bangsa.
   Nama yang menjadi sebutan bagi suatu suku bangsa dalam suatu deskripsi etnografi seringkali menimbulkan masalah, karena suku bangsa yang bersangkutan itu sendiri tak jarang menggunakan nama yang berbeda.
2. Lokasi, lingkungan alam dan demografi.
    Lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan ciri-ciri geografinya, yaitu iklim (tropikal, mediteran, iklim sedang, iklim kutub, sifat daerahnya, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, daerah rawa, hutan tropikal, sabana, stepa, gurun dan sebagainya. Suatu etnografi juga harus dilengkapi data demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk, yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, data mengenai laju kelahiran dan laju kematian, serta data orang yang pindah keluar-masuk desa.
3. Asal mula dan sejarah bangsa.
 Asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus di cari dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisa benda-benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan did daerah sekitar lokasi penelitian.
4. Bahasa.
    Bahasa atau sistem perlambangan manusia yang lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam sebuah etnografi, memberi ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan., beserta variasi-variasi dari bahasa tersebut.Ciri-ciri menonjol dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yaitu dengan menempatkan setepat-tepatnya dalam rangka klasifikasi baasa-bahasa sedunia.
5. Sistem teknologi.
    Teknologi atau cara-cara memproduksi, memakai dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsa dalam etnografi, cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan “barat”.
6. Sistem mata pencaharian.
    Berbagai macam sistem mata pencaharian atau sistem ekonomi hanya terbatas kepada sistem-sistem yang bersifat tradisional saja, terutama terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik. Sistem tersebut adalah:1. Berburu dan meramu; 2. Beternak; 3. Bercocok tanam di ladang; 4.Menangkap ikan; dan 5. Bercocok tanam menetap dengan irigasi.
7. Organisasi sosial
     Dalam tiap masyarakat kehidupan masyarakat diatur oleh adat-istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum kerabat yang lain.
8. Sistem pengetahuan.
    Dalam suatu etnografi mengenai sistem pengetahuan dalam kebudayaan suku bangsa meliputi pengetahuan mengenai teknologi yang mencakup:1. Alam sekitarnya; 2. Alam flora di daerah tempat tinggalnya; 3. Alam fauna di daerah tempat tinggalnya; 4. Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam linkungannya; 5. Tubuh manusia; 6. Sifat-sifat dan tingkah laku manusia; 7. Ruang dan waktu.
9. Kesenian.
    Kesenian dalam etnografi memuat tentang benda-benda hasil seni, seni rupa, seni patung, seni ukir, atau seni hias, pada benda alat-alat sehari-hari. Kecuali benda hasil seni rupa, lapangan kesenian lain yang juga sering mendapat tempat dalam sebuah etnografi adalah seni musik, seni tari dan drama.
10. Agama dan sistem religi.
     Religi telah menjadi pokok penting etnografi mengenai suku bangsa. Ada dua hal yang menjadi perhatian,yaitu: 1. Upacara keagamaan dalam kebudayaan suku bangsa biasanya merupakan unsur kebudayaan yang tampak paling lahir; 2. Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun teori-teori tentang asal mula religi. Sistem religi mempunyai ciri-ciri untuk memelihara emosi keagamaan bersama dengan tiga unsur yang lain, yaitu: (i). Sistem keyakinan; (ii). Sistem upacara keagamaan; (iii). Suatu umat yang menganut religi tersebut. (Dari Berbagai Sumber) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...