Langsung ke konten utama

Etik dan Emik


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi etnografi melalui pendekatan emik, dimana dalam hal ini penulis mencoba untuk terlibat secara langsung dengan objek penelitian melalui pengamatan terlibat (observasi partisipasi) dan wawancara mendalam.
Biarlah kita lihat sekali lagi dengan lebih dekat hubungan di antara pandangan dari dalam dan pandangan dari luar. Pemerihalan etnografis adalah lebih hampir kepada apa yang dialami oleh informan berkenaan dengan dunia yang dialaminya berbanding dengan analisis, yang bertujuan untuk memberikan satu gambaran umum tentang budaya dan masyarakat. Tahap deskriptif – gaya hidup seperti yang dialami dan diperihalkan sendiri oleh anggota sesuatu masyarakat – kadangkala disebut sebagai tahap ‘emik’. Lawannya ialah tahap analisis atau penghuraian oleh penyelidik, iaitu yang dipanggil tahap ‘etik’.
Yang dikatakan emik ialah pandangan yang terbentuk daripada perspektif dalaman informan, manakala perspektif analisis oleh antropologis pula dipanggil etik. Namun demikian, biarpun antropologis cuba sedaya upaya untuk menyampaikan semula realiti seperti yang dialami oleh informannya, pada hakikatnya usahanya itu tidak kesampaian sepenuhnya. Ada tiga sebab mengapa usahanya itu tidak sama dengan pemerihalan dalam bentuk emik. Pertama, biasanya dalam penterjemahan etnografis kita terpaksa mengendalikan dua bahasa yang berlainan, dan semestinyalah hasil terjemahan itu berlainan sedikit sebanyak berbanding dengan yang asal. Kedua, kita menggunakan bentuk bertulis untuk merakamkan sesuatu maklumat yang asalnya berbentuk lisan. Biasanya makna sesuatu perbualan atau kenyataan lisan itu akan bertukar apabila disampaikan dalam bentuk bertulis. Ketiga, tidak mungkin seorang antropologis itu boleh bertukar menjadi sama seperti orang yang mereka kaji itu dalam semua segi. Hanya pemerihalan yang dibuat oleh orang tempatan sahaja dalam bahasanya sendiri yang boleh dikatakan sebagai pemerihalan yang benar-benar berbentuk emik dalam pengertian halus antropologi.
Satu lagi bentuk perselisihan pendapat berhubung dengan emik-etik ialah pandangan bahawa pemerihalan emik adalah lebih ‘jitu’ sedangkan pemerihalan etik bersifat ‘abstrak’


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...