Langsung ke konten utama

Teory Evolusi Religi e.b. Tylor


Edward B. Tylor (1832-1917) adalah orang Inggris yang mula-mula mendapatkan pendidikan dalam kesusasteraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi.  Dari buku yang tebalnya dua jilid berjudul Researchesh into the Early History of Mankind (1871), tampak pendiriannya sebagai penganut cara berfikir Evolusionisme. Menurutnya, seorang ahli antropologi bertujuan mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan yang beraneka ragam di dunia, mencari unsur-unsur persamaan dalam kebudayaan-kebudayaan itu dan kemudian mengklaskan berdasarkan unsur-unsur persamaan itu sedemikian rupa, sehingga tampak sejarah evolusi kebudayaan manusia itu dari satu tingkat ketingkat lainnya. Dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture: Researches into the Development of Mytology, philosophy, Religion, language, Art and Custom (1874). Ia mengajukan teory tentang asal mula religi, yang berbunyi sebagai berikut: Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa, kesadaran akan faham jiwa itu disebabkan karena dua hal, yaitu:
Perbedaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati. Satu organisma pada satu saat bergerak-gerak, artinya hidup, tetapi tak lama kemudian organisma itu juga tidak bergerak lagi, artinya mati. Maka manusia mulai sadar akan akan adanya suatu kekuatan yang menyebabkan gerak itu, yaitu jiwa. Peristiwa mimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya ditempat-tempat lain (bukan ditempat dimana ia sedang tidur). Maka manusia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang ada ditempat tidur dan suatu bagian lain dari dirinya yang pergi ke tempat-tempat lain. Bagian itulah yang disebut jiwa.

Teory Yang Berorientasi Kepada Upacara Religi
Teori W. Robetson Smith Tentang Upacara Bersaji. Teori Robetson Smith tentang upacara bersaji tidak berpangkal pada analisa sistem keyakinan atau pelajaran doktrin dari religi, tetapi berpangkal pada upacaranya. Ia mengemukakan tiga gagasan penting mengenai azas-azas religi dan agama pada umumnya, diantaranya yaitu:
Mengenai soal bahwa disamping sistem keyakinan dan doktrin, sisitem upacara juga merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi dan analisa yang khusus. Hal yang menarik perhatiannya adalah bahwa dalam banyak agama upacaranya itu tetap, tetapi latar belakang, keyakinan, maksud atau doktrinya berubah. Bahwa upacara religi atau agama yang biasanya dilaksanakan oleh banyak warga m,asyarakat pemeluk agama yang bersangkutan bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat. Motivasi mereka tidak terutama untuk berbakti kepada dewa atau Tuhannya atau untuk mengalami kepuasan keagamaan secara pribadi, tetapi juga karena mereka menganggap bahwa melakukan upacara adalah suatu kewajiban sosial. Gagasan yang ketiga mengenai fungsi upacara bersaji. Pada dasarnya upacara seperti itu dimana manusia menyajikan sebagian dari sewekor binatang, terutama darahnya, kepada dewa, kemudian memakana sendiri sisa daging dan darahnya, oleh Robertson dianggap sebagai suatu aktifitas untuk mendorong rasa solidaritas dengan dewa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...