Langsung ke konten utama

KITA, ALAM DAN KESEIMBANGAN : Mading Zulala yang Juara

Kulonprogo, 19 September 2013

Manusia, alam dan harmoni menjadi satu bagian yang tidak dapat terlepas. Manusia membutuhkan alam dan alam membutuhkan manusia dan keduanya membutuhkan harmoni. Harmoni merupakan suatu keseimbangan pada keberlangsungan kehidupan. Ketika sedang asyik 'berburu dan meramu' buku digital untuk bahan kuliah secara mengejutkan ada yang mengabarkan sesuatu yang menarik dan tentu saja membuat bangga. Antropologi UB juara dalam mading 3D dan menjadi jawara alias juara satu, tentu menjadi sebuah kebanggaan. Sebuah kerja keras yang mendedikasikan waktu, tenaga dan loyalitas untuk keharuman nama jurusan. 
Mading Zulala's Crew
Atas 'kerajinan tangan' dari kelima kru sebagaimana foto di atas, sebuah mading atau majalah dinding dengan format 3D terbentuk sampai menjadi juara. Tentu saja pencapaian yang tidak gratis atau semudah membalik tangan. Kata Zulala mempunyai sejarah panjang dan tentu mengandung makna khusus bagi antropologi UB. Kali ini saya tidak membahas aspek zulalaitasnya, namun lebih pada masalah etos. 
Usaha keras dari Wiwit, Elza 'pipi', Tom 'Sawi', Cacin 'vitaitas' (angkatan 2011) serta Nurika 'Wanita Surga' (angkatan 2012) membuktikan untuk kesekian kalinya antropologi bisa menjadi juara. Bukan hanya masalah lomba-lomba yang membutuhkan fisik dan teamwork seperti bakiak atau gobag sodor. Tetapi pada perlombaan yang sifatnya kreatifitas antropologi dapat menjadi yang terdepan. Itulah etos juara, sebuah spirit untuk mendasari sebuah aktivitas yang didukung oleh kerja team yang handal. Kerja team ini berawal dari semangat kekerabatan yang menjadi azas penting dalam antropologi. Persahabatan abadi yang tidak lekang oleh zaman. Keep on Fire, tetap kompak dan semangat dengan didasari penguatan minat untuk belajar, haus wacana dan tentu saja semakin tahan banting di lapangan karena lapangan bagi antropolog (termasuk calon antropolog) adalah dasar bagi beretnografi. :) Because we not googling etnographer. Salam haru dan bangga dari Wates kulone progo. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...