Buku karya Malinowski yang
ditulis pada tahun 1944 ini memberikan penjelasan tentang seluk beluk dari
antropologi sebagai kajian keilmuwan. Malinowski lebih menekankan pada
pengetahuan tentang kebudayaan yang dibahas sampai 13 sub bab. Dalam review ini
saya menjelaskan tiga sub bab awal tulisan yang membahas tentang kebudayaan
sebagai subyek investigasi keilmuwan, definisi sederhana secara keilmuwan pada
humanisme dan konsep serta metode dalam antropologi.
Antropologi lebih dikenal
dengan studi tentang manusia, label ini dipakai sejak kemunculan awal
antropologi sebagai kajian keilmuwan sampai hari ini. Manusia dipelajari dari
pola kehidupan, perilaku, interaksi, benda material yang dihasilkan sampai pada
perkembangan suatu peradaban. Semua ini adalah kebudayaan, sebagai tema pokok
dalam kajian tentang manusia. Antropologi mempelajari manusia dari aspek yang
lebih luas, selain fisik juga pada aspek folklore, prasejarah sampai pada
budaya yang kerap sedikit mengalami ketercampuran dengan bidang keilmuwan lain
seperti biologi, psikologi, sosiologi, arkeologi, sejarah sampai pada anatomi.
Antropologi muncul pertama
kali dalam suasana tiga kajian yang sedang naik daun pada masanya yaitu kajian
tentang evolusi, metode antropometri dan prasejarah. Selanjutnya muncul para
pemikir-pemikir yang handal dalam meneliti masalah perilaku manusia yang
meliputi juga aspek alamiah, sosial dan budaya. Herbert Spencer, Adolf Bastian,
E.B Taylor, L.H Morgan, Pit-Rivers, Frederick Ratzel, W.G. Sumner, R.S.
Steinmetz, E. Durkheim dan A. G. Keller disinggung oleh Malinowski sebagai
ilmuwan yang luar biasa.
Antropologi mencoba untuk
membuktikan bahwa humanitas dapat menjadi sebuah kajian umum yang berbasis
keilmuwan. Semua cabang dari antropologi lebih menekankan pada kajian tentang
kebudayaan. Dimulai dari antropologi fisik yang membahas tentang ras dan aspek
fisik manusia yang mencari hubungan antara ciri fisik dengan pola perilaku
dalam kajian budaya material sampai sistem produksinya dengan dikolaborasikan
kajian prasejarah dan arkeologi. Etnologi menguak kehidupan suku terasing pada
masa kini yang dihubungkan dengan masa lalu untuk mencari keterkaitan dengan
perkembangan sejarah dan evolusi. Etnografi sebagai suatu metode pencarian data
yang menjadi andalan dalam antropologi.
Antropologi dapat
berkontribusi dalam legitimasi subyektif yang berbasis kebudayaan sebagai sisi
kontekstual dari segala perilaku manusia. Secara umum, semua keilmuwan bersifat
akumulatif artinya tidak ada sesuatu yang benar-benar baru dalam kajian
keilmuwan tertentu karena semua berdasar pada kajian dan metode yang sebelumnya
telah ada untuk dibuat lebih sempurna. Antropologi berupaya memperkaya kajian
ilmu sosial yang telah ada dengan basis umum tetap mengarah pada penghargaan
tertinggi pada humanitas.
Kontribusi nyata pada studi
tentang manusia tidak hanya mengarah pada aspek humanitas semata namun turut
memperhatikan sisi estetika dan etika. Demikian juga ilmu lain yang digunakan
untuk memperkaya kajiannya secara yurisprudensi, studi tentang manusia
bermanfaat pada kajian terhadap sistem ekonomi sampai pengetahuan tentang
bahasa. Teori terbentuk dari beberapa fakta yang dianggap relevan.
Antropologi memperhatikan
hukum pembentukan budaya sampai pada kajian kritis terhadap hubungan antara
sejarah dengan budaya. Ilmu lebih banyak didefinisikan dalam ranah filosofis
atau sistem epistemologis yang dapat digunakan untuk memprediksi keadaan pada
masa yang akan datang. Terdapat dua implikasi teroritik dalam kajian tentang
manusia yaitu pertama, proses
pembentukan budaya melalui proses belajar dari generasi ke generasi. Kedua, terkait simbol-simbol tertentu
yang terwujud melalui perilaku maupun benda fisik.
Antropologi mempelajari
perkembangan sistem pengetahuan yang dimulai dari masa yang oleh para ahli
disebut sebagai masa primitif sampai berkembang menjadi masa modern.
Pengetahuan dasar yang berguna untuk bagaimana seharusnya hidup berdampingan
dengan alam yang dianggap sebagai faktor dari luar yang dapat bersifat
mencelakakan. Atas dasar inilah ditemukan teknologi untuk mempertahankan hidup
seperti teknik membuat api, teknik membuat tempat berteduh sampai pada
benda-benda penunjang aktifitas manusia lainnya. Manusia mengembangkan sistem
adaptasi dengan berbagai eksperimen penting melalui penyatuan dan kompromi
berbagai aspek sampai terbentuk sistem pertahanan diri terhadap alam yang
ekstrim. Kebudayaan pada awalnya dikembangkan sebagai jawaban atas tantangan
alam dan faktor luar yang menyebabkan manusia harus aktif dan mulai
berinisiatif.
Pengetahuan manusia
berkembang sampai pada berbagai penemuan baru atau yang lebih dikenal dengan
discovery sampai inovasi dan berbagai modifikasi melalui eksperimen yang
panjang. Studi antropologi pada konsentrasi etnologi memperhatikan berbagai
variasi besar, lingkungan, ras dan psikologis terhadap perkembangan dan
tahapnya. Antropologi menggunakan berbagai pendekatan termasuk sejarah dalam
mempelajari perkembangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan sampai
muncul kajian yang dinamakan dengan evolusi dan difusi. Antropologi pada masa
awal dimanfaatkan sebagai bahan kajian untuk pembuatan kebijakan kolonial, misi
penyebar agama, kontak sosial yang dianggap sulit sampai pada transkulturasi.
Konsep dan metode
antropologi dibahas oleh Malinowski dari awal perkembangan yang dimulai dari
catatan perjalanan beberapa ahli ke daerah luar yang terpencil sampai mereka menemukan
masyarakat yang dianggap eksotis. Eksotis disini bisa dilihat dari cirri fisik
maupun budaya yang dianggap oleh orang Barat sebagai sesuatu yang lain.
Kehidupan eksotis identik juga dengan primitif yang oleh beberapa ahli dianggap
sebagai kehidupan yang liar. Antropologi diinspirasi dari kehidupan primitif sebagai
model peradaban manusia dan kritik peradaban yang dilihat dari hubungan yang
pararel kehidupan liar tersebut. Kesemuanya bermuara pada perbedaan.
Antropologi modern dimulai dari kajian tentang evolusi yang menitikberatkan
pada perkembangan fisik dan budaya. Sistem pengetahuan dan teknologi turut
berpengaruh pada perkembangan peradaban yang dimulai dari masa batu sampai masa
logam yang telah mengenal sistem pembagian kerja yang kompleks.
Antropologi melihat variasi, implementasi,
institusi dan kepercayaan yang ada dalam suatu masyarakat sebagai pengaruh dari
luar. Pendekatan difusi menganggap bahwa budaya ada karena melalui proses yang
panjang dan dipengaruhi oleh faktor perbedaan lingkungan dan geografis.
Perbedaan yang ada kemudian dalam antropologi dicari titik temu sampai
melahirkan kajian lintas budaya untuk mencari suatu generalisasi dari berbagai
perbedaan yang ada.
Antropologi membahas obyek
yang material dan immaterial. Obyek kasat mata dipelajari dalam kajian yang
menekankan pada sisi interpretasi psikologis pada suatu fenomena terkait
kepercayaan, adat dan idea. Antropologi membahas tentang sistem religi yang
dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang bersifat metafisik. Aspek historis
mempengaruhi pandangan antropologi terhadap masa lalu yang berguna dalam kajian
tentang budaya material. Antropologi menggunakan pendekatan arkeologis dan
prasejarah dalam menelaah kebudayaan material sebagai bentuk hasil suatu
kebudayaan yang diciptakan oleh manusia. Unsur konkret dan metafisik yang
bersifat abstrak digabungkan dalam kajian yang membahas tentang upacara
perkawinan. Upacara perkawinan adalah kajian yang melibatkan unsur metafisik
melalui wacana, pandangan, ideologi sampai makna yang terkandung di dalamnya,
selain itu terdapat unsur material yang harus disediakan dalam suatu upacara
perkawinan tersebut. Artinya antropologi sebagai suatu keilmuan memiliki
kompleksitas yang lebih holistik dan komprehensif jika dibandingkan dengan ilmu
sosial yang lain (Roikan).
Daftar
Pustaka
Malinowski, Bronislaw., 1944. A Scientific Theory of Culture and Other
Essays. Chapel Hill: The University of North Carolina Press.
Komentar
Posting Komentar