Langsung ke konten utama

Inisiasi Antropologi Unair 2015 (sekilas reportase)

Ada pandangan antropologi tanpa inisiasi ibarat lebaran tanpa mudik. Benar, namanya tradisi susah untuk lekang termakan zaman. Tapi perubahan yang disesuaikan dengan kondisi jaman. Tanggal 10 Oktober 2015, usai ngopi dan mengantarkan istri ngantor. Saya melajukan motor ke arah barat, dari Pasuruan kota via Japanan lurus Mojosari dan mlipir ke selatan menuju arah Pacet. Walau sempat nyasar ke wisata Pemandian tapi tetap penasaran dengan tkp, perkemahan Sendi. 
Udara sejuk menjadi petunjuk, motor Revo hitan semakin garang lewat medan tanjakan. Ini pertama kali saya sambang ke inisiasi format baru, biasanya tempat pelaksanaan lebih banyak di Jolotundo, Coban Talun atau pernah di Nongko Jajar. Desa Sendi menjadi tempat baru sejak kepindahan saya ke Jogja tahun 2012. Tempatnya lapang, lembah yang bersuasana layaknya planet mars, siang menyengat malam menggigil. Jika mata memandang ke utara tampak gagah gunung Welirang. Sampai di lokasi siang hari, panitia dan pioner bekerja. Peserta melakukan agenda, ada outbond di siang bolong. Ada yang bedah, tentu saja wis tekane jaman jarene. 
Ingatan menerawang jaman ketika menjadi peserta tahun 2003, sabtu sepanjang hari blusukan ke rumah warga untuk wawancara sesuai tema. Ya itulah proses, menjadi calon antropolog harus tegar dan maju tak gentar bertemu, mengamati dengan orang bahkan komunitas baru. Beberapa teman bertanya bagaimana format inisiasi terkini? Ibarat laptop sekarang telah menggunakan ios baru, format kekinian untuk melunakan apapun yang dianggap keras. 
Siang beranjak waktu menunjukan pukul 15:25 WIB saya berpamitan pulang. Melewati sisi gunung menembus Claket tembus Pandaan sampai Bangil dan Pasuruan. Sepanjang jalan saya berpikiran gokil, ingin membuat spanduk bertulis "piye mbois inisiasiku biyen toh" hehe. Tapi sudah suratan jaman, inisiasi itu bagian dari proses. Saat ini inisiasi harus fokus pada kemampuan mencetak anak antrop yang penuh kompetensi, ilmiah khususnya. Pengembangan akademisi yang yahud dalam bacaan, penelitian dan tulisan.
Akhir kata, selamat beregenerasi antropologi Unair, selamat datang kerabat baru. Welcome to the jungle.
Welcome Sendi camp, Pacet, Moxer


Tempe dikare
Pantauan udara
Sepur-sepuran ben akur
Penjaga WC umum, pipis 5x gratis shampoo
Camp theatre
Divisi penerangan
Divisi perbadhogan

Renteng merenteng
Dosen pembimbing
Tanda tangan senior berhadiah tanktop
Divisi Pengairan

Komentar

  1. Wes wayahe upgrade utk mengikuti zaman.. smg hasilnya memuaskan.
    Guyub dan Smakin Jaya Almamater tercinta Antropologi Unair !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ingat antro ingat inisiasi.. antropologi fair 2003.moon landing hehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...