Langsung ke konten utama

German Ethnography in Australia

Author(s): Nicolas Peterson, Anna Kenny (eds.)

Series: Monographs in Anthropology

Publisher: Australian National University Press, Year: 2017

ISBN: 1760461326, 9781760461324

The contribution of German ethnography to Australian anthropological scholarship on Aboriginal societies and cultures has been limited, primarily because few people working in the field read German. But it has also been neglected because its humanistic concerns with language, religion and mythology contrasted with the mainstream British social anthropological tradition that prevailed in Australia until the late 1960s. The advent of native title claims, which require drawing on the earliest ethnography for any area, together with an increase in research on rock art of the Kimberley region, has stimulated interest in this German ethnography, as have some recent book translations. Even so, several major bodies of ethnography, such as the 13 volumes on the cultures of northeastern South Australia and the seven volumes on the Aranda of the Alice Springs region, remain inaccessible, along with many ethnographically rich articles and reports in mission archives. In 18 chapters, this book introduces and reviews the significance of this neglected work, much of it by missionaries who first wrote on Australian Aboriginal cultures in the 1840s. Almost all of these German speakers, in particular the missionaries, learnt an Aboriginal language in order to be able to document religious beliefs, mythology and songs as a first step to conversion. As a result, they produced an enormously valuable body of work that will greatly enrich regional ethnographies.

Nicolas Peterson is Professor of Anthropology in the School of Archaeology and Anthropology at The Australian National University. His main areas of research have been with Yolngu people in northeast Arnhem Land and Warlpiri people in the Tanami desert. His research interests include economic anthropology, social change, land and marine tenure, fourth world people and the state, the anthropology of photography and the history of the discipline in Australia. Some publications in this latter area include, Studying Man and Man’s Nature: The History of Institutionalisation of Aboriginal Anthropology (Australian Aboriginal Institute of Studies, 1990); Donald Thomson: The Man and Scholar (Academy of the Social Sciences in Australia, 2005) edited with Bruce Rigsby; and The Makers and Making of Indigenous Australian Museum Collections (Melbourne University Press, 2008) edited with Lindy Allen and Louise Hamby.

Anna Kenny is a consultant anthropologist who has been based in Alice Springs for over 24 years and was an Australian Research Council postdoctoral fellow in the School of Archaeology and Anthropology at The Australian National University between 2012 and 2016. She has conducted field research with Indigenous people in the Northern Territory since 1991, as well as in Queensland and Western Australia. She has written a number of connection reports for native title claims and is the author of a book on Carl Strehlow’s ethnography, The Aranda’s Pepa: An Introduction to Carl Strehlow’s Masterpiece Die Aranda und Loritja-Stämme in Zentral-Australien (1907–1920). Currently, she is working on a book on T.G.H. Strehlow and Arandic ethnography, and is finalising the translation from German to English of Carl Strehlow’s Aranda-German-Loritja-Dieri dictionary.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...