Langsung ke konten utama

Lost in dialogue : anthropology, psychopathology and care

Author(s): Stanghellini, Giovanni

Series: International perspectives in philosophy and psychiatry

Publisher: Oxford University Press, Year: 2017

ISBN: 978-0-19-879206-2,0198792069

To be human means to be in dialogue. Dialogue is a unitary concept used by the author to address, in a coherent way, three essential issues for clinical practice: 'What is a human being?', 'What is mental pathology'?, and 'What is care?'. 

In this book Stanghellini argues that to be human means to be in dialogue with alterity, that mental pathology is the outcome of a crisis of one's dialogue with alterity, and that care is a method wherein dialogues take place whose aim is to re-enact interrupted dialogue with alterity within oneself and with the external world. This essay is an attempt to re-establish such a fragile dialogue of the soul with herself and with others. 

Such an attempt is based on two pillars: a dialectic, person-centered understanding of mental disorders and values-based practice. The dialectic understanding of mental disorders acknowledges the vulnerability constitutive of human personhood. It assumes that the person is engaged in trying to cope, solve and make sense of new, disturbing, puzzling experiences stemming from her encounter with alterity. Values-based practice assumes that the forms of human life are inherently plural. Value-pluralism and recognition are the basis for care. This statement reflects the ideal of modus vivendi that aims to find terms in which different forms of life can coexist, and learn how to live with irreconcilable value conflicts, rather than striving for consensus or agreement. Care is a method wherein dialogues take place whose aim is to re-enact interrupted dialogue with alterity within oneself and with the external world. It includes practices that belong both to logic - e.g., the method for unfolding the Other's form of life and to rescue its fundamental structure - and empathy - e.g., the readiness to offer oneself as a dialoguing person and the capacity to resonate with the Other's experience and attune/regulate the emotional field.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...