Langsung ke konten utama

Antro Camp dan Regenerasi KKA

Suasana mendung dalam hawa Kota Surabaya yang terik tapi berangin saya meluncur dari tempat kerja menuju Islamic Center. Melewati kawasan bekas lokalisasi Dolly yang pernah menjadi tempat 'wisata malam' terbesar tidak hanya di Surabaya tapi terkenal sampai manca daerah. Keinginan kuat untuk segera bertemu dengan adik kelas dan para alumni yang sekarang bekerja pada beragam sektor kehidupan. Ada yang bekerja di bank, wirausaha sampai ikut pemerintahan. Itulah warna warni antropologi. Termasuk dalam inisiasi. Jika dulu harus menempuh perjalanan jauh luar kota sekarang cukup dalam kota, letaknya pun relatif terjangkau. 

Gandung Laura di Islamic Center
Memasuki Islamic Center dekat pos depan ada dua anak muda yang duduk santai. Salah satunya cewek berambut pendek. Mempersilahkan untuk memarkir motor pada sisi kiri jauh. Ternyata ada panitia yang bertugas untuk menjaga parkiran sekaligus mengantar tamu/senior dengan motor menuju lokasi inisiasi yang terletak di gedung B. Jauh di pojok paling belakang. Suasana tidak jauh dengan tahun-tahun yang lalu. Ada lampu minyak berjajar dalam temaram membentuk lorong bercahaya. Pintu masuk berupa gapura sederhana dari rangkaian serat alam. Tidak ada lagi botol topi miring maupun botol hijau berbintang yang bergelantungan. Sederhana tapi sangat bermakna. Wajah-wajah yang tidak saya kenal lalu lalang. Hanya beberapa yang kenal bertegur sapa dan tidak lupa sapaan standar yang selalu saya ajukan ada dua: "Wis lulus tah?" untuk yang masih kuliah. "Saiki kerjo nangdi?" untuk yang telah jadi alumni. 
Atas permintaan panitia saya diminta hadir untuk memberi materi tentang pembekalan turun lapangan. Pada Antro Camp 1.0 saya hadir pada Sabtu pagi memberi pembekalan dan sedikit wawasan tentang mini riset. Bahkan malam harinya saya memutuskan untuk kembali ke lokasi selepas pulang kerja dan membatalkan untuk pulang ke Malang. Ingin mengawal dan menjaga acara sampai selesai. Karena agenda padat saya memutuskan untuk datang pada Jumat malam sedikit maju dari yang dijadwalkan pada Sabtu pagi. Bersama kawan Imot (antropolog yang sekaligus komposer musik), kerabat angkatan 2009 Jumat malam saya memberi materi dan berbagi pengalaman. Imot memaparkan tentang etnomusikologi dan saya memaparkan pengalaman menekuni kajian etnokartunologi. 


Inisiasi ala Antro Camp 1.0
Arnold van Gennep (1960) dalam bukunya berjudul The Rites of Passage berbicara tentang siklus dalam antropologi. Sebagai kajian antropologi siklus yang menyoroti ritus peralihan yang terdapat pada berbagai masyarakat di berbagai kebudayaan dari segala penjuru dunia. Ritus peralihan menjadi mekanisme kultural dalam mengatasi krisis kehidupan individual (life crises). Menurut Gennep terdapat tiga fase terkait siklus perjalanan hidup suatu masyarakat diantaranya pemisahan (separation), peralihan (transition/merge) dan agregasi (incorporation). Ritus penerimaan kerabat di antrop Unair telah berlangsung secara turun temurun sebagai salah satu fase peralihan dari mahasiswa reguler menjadi kerabat antrop. Kebijakan dan pembatasan kegiatan di luar kampus terutama pada kegiatan yang bersifat perploncoan dan pelanggengan senioritas. Kali keduanya saya diberitahu oleh panitia tentang kegiatan antrropologi di Islamic Center. Format baru dari Kemah Kekerabatan Antropologi yang tidak ada lagi berada dalam ground camp ala Jolotundo, Sendi dan Coban Talun. Inilah bentuk kreativitas sekaligus strategi adaptasi beberapa mahasiswa yang masih peduli dengan keberadaan kegiatan yang melibatkan senior dan alumni.

Kerabat Antro Camp 2.0 
Akhir kata, selamat datang para kerabat baru gabungan dari dua angkatan 2017-2018. Jaga selalu kekompakan dan semangat kekerabatan dalam antrop Unair yang menjadi spirit kebersamaan dan persaudaraan ala kerabat antrop. 

Komentar

  1. Perubahan pasti ada utk keberlangsungan generasi penerus.
    Selamat dtg ya kerabat antro 2017-2018.
    Salam kompak dan sukses kuliah nya.

    BalasHapus
  2. 2 angkatan dalam 1 acara yg sama.

    Selamat datang kerabat AntRo Un air angkatan 2017 dan 2018.
    Jaga selalu kebersamaan dan begejekan ala AntRo Unair

    BalasHapus
  3. Selamat datang di Keluarga besar kerabat Antropologi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...