"Kunci sukses lancar kuliah adalah keterbukaan berpikir..bebaskan pikiran untuk bisa maju" Prof. Wening
"Merdeka berpikir, semua informasi kita resapi renungkan dan membacalah yang banyak...nek gelem moco Insya Allah jembar swarga-Mu" Prof. Pudjo
Dua pesan untuk mahasiswa baru dalam Kuliah Perdana 2021 di era pandemi diadakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Bersama: Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A. dan Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA. Dua guru besar sekaligus garda depan dinamika intelektual di Bulak Sumur.
![]() |
Moco le moco ...Jadilah Pembaca agar Hidup tak Sepi |
![]() |
Pemikiran dan proses sampai akses kesadaran itu humaniora |
Pemaparan kedua disampaian oleh Mas Prof Pudjo (demikianlah dari Pak Dekan ketika saya S2 dengan penampilannya yang unik, merakyat dan setiap cangkruk dengan mahasiswa sudah seperti kelas kuliah. Tahun ini mendapatkan predikat menjadi Guru Besar dan beliau masih suka dipanggil Mas karena gelar mProfesor adalah masalah pangkat). Menurut Mas Prof Pudjo masuk FIB UGM itu sulit dan keluar lebih sulit lagi..itulah kerasnya dunia intelektual hari ini. Rekayasa sosial tidak boleh salah arah agar tidak kehabisan energi. Rekayasa sosial humaniora – Willem Dilte (apa itu humaniora?) Ilmu alam dan ilmu humaniora (ilmu yang memperlajari gagasan manusia). Manusia adalah subyek orde moral (pikiran). Cogito ergo sum kata Descartes. Arah ilmu humaniora pada masalah gagasan.
Bagaimana manusia menjadi manusia?
Weber mengatakan bahwa manusia sebagai orde moral merupakan makhluk yang mengembangkan kode-kode simbolik. Manusia adalah binatang yang terjerat oleh jaring-jaring pemaknaan yang dia pintal sendiri. Obyek material selama kuliah di Ilmu Budaya adalah ngotak ngatik simbol. Simbol itu sesuatu yang hadir untuk mewakili sesuatu hal. Contoh: kata. Ilmu budaya mempelajari elemen yang paling mendasar dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengembangkan kata menjadi struktur kalimat sampai menjadi makna baru dan itulah pondasi kebudayaan manusia. Semua bentuk rekayasa sosial perlu syarat dasar yaitu pengetahuan dasar tentang manusia. Kenali dulu pikirannya baru lakukan rekayasa sosial. Kebudayaan itu bisa direkayasa? Kebudayaan punya dinamika sendiri dan manusia yang mengikutinya. Manusia diubah oleh budaya. Itu seperti kata Leslie White. Metode tipologi dari Roland Barthes (membayangkan kata-kata sebagai ilmu untuk untuk menjelajahi ‘jaring-jaring’). Metode mencari jejak. Bukan mencari sebab akibat. Tapi mencari mana yang lebih awal dan mana yang lebih baru.
Para antropolog bertugas menulis, dengan etnografinya keberadaan kaum-kaum yang selama ini tidak kita temui. Peladang liar, PKL, nelayan, PSK kelas teri. Mereka bukan berarti orang lain tapi bagian dari kita. Melalui ilmu humaniora berjuang melawan pemikiran yang ada bagian anak bangsa yang terhempas dan terputus. Lewat tulisan adalah ujung tombak Fakultas Ilmu Budaya, tulisan adalah basis intelektual.
Riset di Masa Pandemi
Observasi partisipasi penting dalam konteks keilmuan masa kini. Karena bertemu dengan orang langsung dapat memunculkan kesadaran dan pemahaman yang lebih. Pendemi bersifat temporer. Penelitian media melalui semiotika sebagai produksi teks yang harus dihadapkan pada teks-teks yang lain. Ada multimodalitas yang beraneka ragam dan dapat memperkaya penelitian. Yang penting adalah perspektif kita, bahwa kebudayaan itu bersifat relatif.
Pandemi membuat repot dalam penelitian khususnya para antropolog. Kondisi sekarang tidak memungkinkan. Alternatifnya seperti apa? ada mahasiswa yang pinter riset tinggal di kampung halaman. Sejak maret 2020 sampai sekarang ada data etnografi 600 halaman. Menggunakan 'satelit', termasuk dalam riset tandem. Era pandemi mendigitalkan jenis arsip secara daring. Internet dibutuhkan dan menguntungkan sampai hari ini. Terlebih pada masa pandemi. Hari ini antropolog mempunyai kesempatan untuk belajar historis etnografi. Semoga pandemi segera berlalu biar bisa melihat geliat diskusi akademik di bawah pohon kembali dengan taman yang sekarang makin menghijau karena hampir setahun tidak tersentuh manusia kecuali Pak Bon fakultas.
Komentar
Posting Komentar