Langsung ke konten utama

Postingan

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Eksistensi Pakacaping: Budaya Ekspresi Masyarakat Gowa Sulawesi Selatan

Judul      : Seri Etnomusikologi, Eksistensi Pakacaping: Budaya Ekspresi Masyarakat Gowa Sulawesi Selatan Penulis   : Amir Razak Tebal      : 90 halaman Penerbit  : Lanarka Publisher ISBN      : 978-979-17247-6-0 Indonesia mempunyai keragaman kesenian yang dikembangkan pada setiap suku. Musik yang dikembangkan berhubungan dengan kondisi lingkungan setempat. Pertanian di Sunda dengan banyak pohon bambu melahirkan musik dengan instrumen berbahan bambu yang dikenal dengan Angklung. Perkembangan kebudayaan Jawa dengan berbasis metalurgi melahirkan seperangkat alat perpaduan bahan logam dan kayu yang disebut Gamelan. Para pelaut Bugis menyadari jika suara tali layar di kapal menimbulkan suara yang indah dan ini merupakan cikal bakal musik tradisional Pakacaping. Pakacaping adalah salah satu instrumen tradisional daerah Sulawesi Selatan yang dikenal dalam rumpun etnis Makassar, Bugis dan Mandar. Menganda...

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

TEORI PERILAKU DARI MAX WEBER.

Perilaku sosial disebabkan karena adanya rasa dendam pada masa lampau pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang. Orang-orang atau fihak-fihak lain itu mungkin adalah orang-orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, atau mungkin merupakan suatu kuantitas tertentu, seperti misalnya, sejumlah uang. Tidak setiap jenis perilaku, walaupun nyata dan bersifat formal, merupakan perilaku sosial. Sikap-sikap subyektif hanya merupakan perilaku sosial apabila berorientasi ke perilaku fihak-fihak lain. Perilaku keagamaan tidak bersifat sosial apabila perilaku tersebut hanya merupakan doa belaka. Kegiatan ekonomis seseorang bersifat sosial apabila hal itu ada hubungannya dengan fihak yang ketiga. Perilaku sosial tidaklah identik dengan perilaku seragam beberapa orang atau perilaku yang dipengaruhi fihak-fihak lain. Misalnya apabila seseorang terpengaruh oleh perilaku kelompoknya. Perilaku 3seseorang mungkin terpengaruh karena keanggotaannya pada sutu kerumuna...

KONSEP RELATIVITAS

Pendekatan Emik dan Pendekatan Etik Terhadap Fenomena Budaya     Satu di antara sasaran utama etnografi-baru ialah eliminasi atau setidaknya netralisasi bias yang berpotensi menimbulkan kesenjangan di pihak etnograf. Premisnya sederhana : jika orang hanya merekam wawasan warga budaya tertentu mengenai budayanya dan tidak mencatat persepsi serta tafsir etnograf tentang budaya tersebut, orang akan memperoleh “barang yang sesungguhnya” sebagaimana terdapat dalam pandangan, penghayatan, serta pemahaman para warga suatu budaya tertentu. Akan tetapi upaya untuk sepenuhnya melenyapkan pengkondisian, prakonsepsi, dan bias di pihak etnograf itu hampir sama artinya dengan upaya menciptakan mesin yang bergerak tanpa istirahat. Hal-hal tersebut merupakan konsepsi etnograf mengenai kemungkinan konsepsi informannya. Akan tetapi karena inferensi itu harus dituangkan dalam sesuatu bentuk yang dapat dipahami tidak hanya oleh etnografnya sendiri melainkan juga oleh para sejawatnya, maka si...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURALISME

Sebagaimana diketahui, salah satu ciri khas dari antropologi adalah kajiannya yang begitu luas dan mendalam mengenai sitem kekerabatan. Mereka menekankan perhatian kepada “struktur”: aturan-aturan yang mengeram di dasar kesadaran manusia namun tidak dirasakan. Aturan-aturan tersembunyi itu secara diam-diam “menentukan” gerak manusia dalam berfikir, berbicara, berperilaku, berbudaya. Struktur dimaknai, ditangkap fungsinya, melalui ‘tanda’ yang ditempatkan dalam jaringan relasi dengan ‘tanda-tanda yang lain. Bagi mereka, problem manusia justru terletak di dalam kendala-kendala yang menghambat struktur-struktur itu untuk bergerak seimbang. Tak pelak, strukturalisme memang sebuah jawaban yang cukup menjanjikan terhadap perkembangan cepat dari sistem-sistem besar dalam ekonomi industri. Untuk dapat merangkum dan memahami berbagai jenis kekerabatan inilah Levi-Strauss mengembangkan sebuah pendekatan atau paradigma baru, Strukturalisme, yang berbagai asumsi dan model di dalamnya banyak diambi...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

1. FUNGSIONALISME MALINOWSKI Teori-teori fungsional dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang tokoh yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia mulai mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan manusia, yang disebutnya suatu teori fungsional tentang kebudayaan, atau a functional theory of culture. Etnografi Berintegrasi Secara Fungsional. Pokok pelukisannya adalah suatu sistem perdagangan antara penduduk kepulauan Trobriand atau Boyowa, Kepulauan Amphlett, Kepulauan D’entrecasteaux atau dobu, Pulau St. Benda-benda yang diperdagangkan dengan jalan tukar-menukar (barter) berupa berbagai macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat-alat perikanan, perkebunan, dan rumah tangga, tetapi di samping itu pada tiap transaksi diadakan tukar-menukar dua macam benda perhiasan yang dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi, yaitu kalung-kalung kerang (sulava) yang beredar ke arah yang berlawanan...