Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

TEORI PERILAKU DARI MAX WEBER.

Perilaku sosial disebabkan karena adanya rasa dendam pada masa lampau pertahanan terhadap bahaya yang mengancam dewasa ini atau pada masa-masa mendatang. Orang-orang atau fihak-fihak lain itu mungkin adalah orang-orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, atau mungkin merupakan suatu kuantitas tertentu, seperti misalnya, sejumlah uang. Tidak setiap jenis perilaku, walaupun nyata dan bersifat formal, merupakan perilaku sosial. Sikap-sikap subyektif hanya merupakan perilaku sosial apabila berorientasi ke perilaku fihak-fihak lain. Perilaku keagamaan tidak bersifat sosial apabila perilaku tersebut hanya merupakan doa belaka. Kegiatan ekonomis seseorang bersifat sosial apabila hal itu ada hubungannya dengan fihak yang ketiga. Perilaku sosial tidaklah identik dengan perilaku seragam beberapa orang atau perilaku yang dipengaruhi fihak-fihak lain. Misalnya apabila seseorang terpengaruh oleh perilaku kelompoknya. Perilaku 3seseorang mungkin terpengaruh karena keanggotaannya pada sutu kerumuna...

KONSEP RELATIVITAS

Pendekatan Emik dan Pendekatan Etik Terhadap Fenomena Budaya     Satu di antara sasaran utama etnografi-baru ialah eliminasi atau setidaknya netralisasi bias yang berpotensi menimbulkan kesenjangan di pihak etnograf. Premisnya sederhana : jika orang hanya merekam wawasan warga budaya tertentu mengenai budayanya dan tidak mencatat persepsi serta tafsir etnograf tentang budaya tersebut, orang akan memperoleh “barang yang sesungguhnya” sebagaimana terdapat dalam pandangan, penghayatan, serta pemahaman para warga suatu budaya tertentu. Akan tetapi upaya untuk sepenuhnya melenyapkan pengkondisian, prakonsepsi, dan bias di pihak etnograf itu hampir sama artinya dengan upaya menciptakan mesin yang bergerak tanpa istirahat. Hal-hal tersebut merupakan konsepsi etnograf mengenai kemungkinan konsepsi informannya. Akan tetapi karena inferensi itu harus dituangkan dalam sesuatu bentuk yang dapat dipahami tidak hanya oleh etnografnya sendiri melainkan juga oleh para sejawatnya, maka si...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURALISME

Sebagaimana diketahui, salah satu ciri khas dari antropologi adalah kajiannya yang begitu luas dan mendalam mengenai sitem kekerabatan. Mereka menekankan perhatian kepada “struktur”: aturan-aturan yang mengeram di dasar kesadaran manusia namun tidak dirasakan. Aturan-aturan tersembunyi itu secara diam-diam “menentukan” gerak manusia dalam berfikir, berbicara, berperilaku, berbudaya. Struktur dimaknai, ditangkap fungsinya, melalui ‘tanda’ yang ditempatkan dalam jaringan relasi dengan ‘tanda-tanda yang lain. Bagi mereka, problem manusia justru terletak di dalam kendala-kendala yang menghambat struktur-struktur itu untuk bergerak seimbang. Tak pelak, strukturalisme memang sebuah jawaban yang cukup menjanjikan terhadap perkembangan cepat dari sistem-sistem besar dalam ekonomi industri. Untuk dapat merangkum dan memahami berbagai jenis kekerabatan inilah Levi-Strauss mengembangkan sebuah pendekatan atau paradigma baru, Strukturalisme, yang berbagai asumsi dan model di dalamnya banyak diambi...

ASAS-ASAS TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

1. FUNGSIONALISME MALINOWSKI Teori-teori fungsional dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang tokoh yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia mulai mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan manusia, yang disebutnya suatu teori fungsional tentang kebudayaan, atau a functional theory of culture. Etnografi Berintegrasi Secara Fungsional. Pokok pelukisannya adalah suatu sistem perdagangan antara penduduk kepulauan Trobriand atau Boyowa, Kepulauan Amphlett, Kepulauan D’entrecasteaux atau dobu, Pulau St. Benda-benda yang diperdagangkan dengan jalan tukar-menukar (barter) berupa berbagai macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat-alat perikanan, perkebunan, dan rumah tangga, tetapi di samping itu pada tiap transaksi diadakan tukar-menukar dua macam benda perhiasan yang dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi, yaitu kalung-kalung kerang (sulava) yang beredar ke arah yang berlawanan...

Etik dan Emik

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi etnografi melalui pendekatan emik, dimana dalam hal ini penulis mencoba untuk terlibat secara langsung dengan objek penelitian melalui pengamatan terlibat (observasi partisipasi) dan wawancara mendalam. Biarlah kita lihat sekali lagi dengan lebih dekat hubungan di antara pandangan dari dalam dan pandangan dari luar. Pemerihalan etnografis adalah lebih hampir kepada apa yang dialami oleh informan berkenaan dengan dunia yang dialaminya berbanding dengan analisis, yang bertujuan untuk memberikan satu gambaran umum tentang budaya dan masyarakat. Tahap deskriptif – gaya hidup seperti yang dialami dan diperihalkan sendiri oleh anggota sesuatu masyarakat – kadangkala disebut sebagai tahap ‘emik’. Lawannya ialah tahap analisis atau penghuraian oleh penyelidik, iaitu yang dipanggil tahap ‘etik’. Yang dikatakan emik ialah pandangan yang terbentuk daripada perspektif dalaman informan, manakala perspektif analisis oleh antropologis pula dip...

Teory Evolusi Religi e.b. Tylor

Edward B. Tylor (1832-1917) adalah orang Inggris yang mula-mula mendapatkan pendidikan dalam kesusasteraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi.   Dari buku yang tebalnya dua jilid berjudul Researchesh into the Early History of Mankind (1871), tampak pendiriannya sebagai penganut cara berfikir Evolusionisme. Menurutnya, seorang ahli antropologi bertujuan mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan yang beraneka ragam di dunia, mencari unsur-unsur persamaan dalam kebudayaan-kebudayaan itu dan kemudian mengklaskan berdasarkan unsur-unsur persamaan itu sedemikian rupa, sehingga tampak sejarah evolusi kebudayaan manusia itu dari satu tingkat ketingkat lainnya. Dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture : Researches into the Development of Mytology, philosophy, Religion, language, Art and Custom (1874). Ia mengajukan teory tentang asal mula religi, yang berbunyi sebagai berikut: Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa, k...

MARXISME DAN ANTROPOLOGI

Pada tahun 70-an, Marxisme mulai muncul setelah banyak belahan dunia ketiga merdeka dan menghadapi soal-soal pembangunan pasca kolonial. Persoalan teori Marxian dalam hubungannya dengan dunia non-Barat mengangkat persoalan mengenai kedudukan antropologi. Antropologi, dilihat selaku produk pencerahan maupun Imperialisme, tidak diragukan lagi adalah anak kandung Barat. Jalan keluar dari lingkaran setan eksploitasi yang sering terjadi dapat dikaitkan dengan perkembangan antropologi Marxis yang menentang secara radikal persoalan kolonialisme, Obyek kajian antropologi, dan perubahan: yang mengkonfrontasi secara mendasar kajian antropologi konvensional dengan mengangkat kembali persoalan hakikat, fondasi-fondasi teoritis dengan tujuan-tujuan moral disiplin. Bukan berarti saat ini masalah-masalah tersebut telah diselesaikan oleh antropologi Marxis; tentu saja belum banyak yang berhasil didefinisikan hingga kini. Salah satu gerakan utama dalam antropologi selama dua dasawarsa lalu adalah dialo...

TEORI KEBUDAYAAN MATERI

Untuk membangun teori tentang kebudayaan materi, langkah pertama yaitu membedakan dua cara tentang bagaimana kebudayaan materi tersebut dapat memiliki makna abstrak di luar awal mula tujuan penciptaannya.  Tiga wilayah teori pada tipe pertama makna materi berasal dari informasi teknologi, Marxisme, dan strukturalisme. Teori teknologi, tujuannya untuk menerapkan cara-cara perlambangan materi yang dapat menghasilkan keuntungan yang adaptif bagi kelompok-kelompok sosial. Pendekatan ini memiliki keterbatasan manfaat bagi penelitian kuantitatif karena tidak menyangkut interpretasi dan pengalaman pemaknaan simbol-simbol. Marxisme, merupakan komponen ideologis simbol-simbol dapat dikenali dalam hubungannya dengan kekuasaan dan dominasi serta selanjutnya kekuasan dan sistem-sistem nilai serta prestise dilihat sebagai jamak dan dialektik. Srukturalisme, tujuannya untuk meneliti pola atau perbandingan spasial dalam hubungannya dengan kode yang melandasinya. Dalam sebagian besar dari karya in...