Langsung ke konten utama

Memori Pioner Inisiasi Jolotundo 2005

Inisiasi menjadi bagian tidak terpisahkan bagi kerabat Antropologi. Acara tahunan yang menjadi ajang reuni tipis-tipis terutama bagi yang telah menjadi alumni. Perkenalan lebih dalam antara  kerabat dengan mahasiswa baru yang menjadi calon kerabat. Postingan ini menjadi semacam flashback dan kerinduan pada inisiasi antropologi Unair.  Menjadi pioner KKA Antropologi Unair sudah saya lakoni sejak tahun 2004 hingga 2011 dengan beragam suka dukanya. 
Seksi Babad Alas 
Tugas pioner tidak mudah. Menyiapkan ground dengan segenap fasilitasnya. Rela mengambil jatah off kuliah bahkan ada yang bolos berangkat mulai hari Rabu. Tinggal secara semi sedentair di bumi perkemahan 4 hari 4 malam. Menitipkan hidup pada panitia, makan minum rokok semua ditanggung panitia. 
Seksi Medis sedang test drive 
Pioner sosok yang bekerja sepenuh hati untuk kenyamanan dan keamanan selama acara. Direkrut dari senior bahkan alumni yang dulu mewakili masing-masing divisi saat terlibat dalam kepanitiaan.
Makan bersama 
Dulu ketika awal menjadi pioner, makan apapun dari panitia kami terima. Panitia berupaya menyajikan makanan terbaik yang penuh gizi agar tenaga pulih keesokan hari. 
Seksi Konsumsi 
Soal nutrisi ada standar operasional ala pioner yang telah lama diterapkan. Depan tenda harus tersedia aneka minuman dari teh, wedang jahe, josua, air putih dan tentu saja kopi.
PDAM dan Sumber daya Energi 
Camilan tersedia selepas makan. Ketela rebus, pisang goreng sampai buah pisang semua tersaji sebagai nutrisi pioner yang merelakan waktunya untuk tinggal dan bekerja di camp. 
PLN
Hampir tidak ada istirahat bagi pioner. Ada saja yang dikerjakan sepanjang hari bahkan sampai malam hari. Menyiapkan jalur jalan malam, koordinasi dengan warga desa sampai ketika sore menjelang pioner bertugas menyiapkan lampu dan mengecek kondisi petromaks. Kala itu belum ada panitia yang menbawa mesin genset. Semua mengandung minyak tanah, bahkan malam hari untuk melepas jenuh saya biasa bermain akrobat meniup api dengan minyak tanah dari mulut hingga mengobarkan api sampai bisa membakar alis sendiri. 
Seksi Humas 
Jumat siang kala ada kabar pergerakan calon kerabat sudah mulai merapat, tugas pioner memantau panitia. Karena jika terjadi sesuatu pioner yang berupaya untuk maju lebih dahulu. Walaupun telah bergabung dengan tenda senior atau tamu. Pioner tetap mempunyai tanggung jawab moral untuk memantau acara sampai paripurna. Tidak jarang bersama korlap ikut ngeluthus patroli menyusuri jalur atau aktif evaluasi dan diskusi dengan seksi acara dan seksi yang lain. Pengalaman yang tidak terlupakan saat inisiasi 2006 di Coban Talun, saya termasuk pioner yang bertanggung jawab membuatkan jalur penjelajahan yang teramat sulit. Menyusuri sungai, turun naik lembah dan mlipir bukir. Saat hari H ada senior yang berkata: "Iki jalur e angel tenan, sopo sing nggawe?" (Ini jalur sulit banget siapa yang membuat?"). Panitia yang mendampingi berkata: "Pioner". Langsung spontan mendapat jawaban: "Pioner Bangsat". Kami cukup puas kala itu melihat kekompakan semua pihak dari pioner sampai panitia yang dengan gagah perkasa bekerja tanpa memperdulikan hawa dingin Coban Talun, Salam Kerabat. 

Bonus Picture:
Dosen  Sekaligus Alumni Pembimbing 

Senior Mbois 

Seksi Tenda 

BomBox

Seksi Pematusan dan Gorong-gorong 

Pak Tani: The Legend of  KKA 

Api Unggun sudah menyala 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI RESIPROSITAS

Dewasa ini banyak ahli antropologi ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan uang. Perhatian seperti ini sangat penting sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak berkembangnya penjajahan sampai pada masa globalisasi sekarang ini. Resiprositas yang menjadi ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional sedang berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersial. Sistem pertukaran mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa, kesejahteraan hidup warga masyarakat disamping dipengaruhi oleh sistem produksi yang dipakai juga dipengaruhi pula oleh sistem perkawinan yang berlaku. Beberapa ahli telah mengulas konsep resiprositas dari Polanyi untuk menerangkan fenomena pertukaran dalam masyarakat yang menjadi perhatian mereka (Dalton, 1961;1968; Sahlins,1974; halperin dan Dow,1980). Secara sederhana resiprositas adalah p...

The Other Side of Heaven (Sebuah Resensi Film)

Menjadi seorang yang bisa dihargai dan diterima orang lain, kita harus pandai beradaptasi dengan lingkungan sosial yang ada. Itulah kata ringkas yang saya ambil setelah melihat Film The Other Side of Heaven. Film ini saya copy dari seorang teman yang bernama kerabat Bayu 'Kuro' Mahasiswa Antrop Unair  yang suka koleksi film yang tidak umum.  Film ini diambil dari kisah nyata dari seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika yang melakukan misi pelayanan firman Tuhan di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya di pulau Tonga pada tahun 50-an. Film yang berdurasi 113 menit ini diproduksi oleh Studio Walt Disney dan yang menjadi sutradara adalah Mitch Davis .  Sinopsis Berawal dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris yang memberikan pelayanan di daerah Pasifik Selatan tepatnya di Pulau Tonga, John Groberg mendapat restu dari orang tua dan pacarnya, Jean,  akhirnya memutuskan melakukan pelayaran menuju luar Amerika tepatnya di Fiji. Fiji adalah cob...

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karya Prof. Koentjaraningrat

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya saya sebut dengan Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan bahwa data yang diambil adalah data pustaka. Saya membaca buku ini merasa seperti bertamasya dalam keragaman dan kompleksitas kebudayaan di Indonesia yang dijelaskan dengan format khusus yang seakan baku. Format khusus yang saya maksud setelah membaca buku ini adalah pada setiap pembagian kebudayaan yang dibahas tampak penjelasan sistematis yang dibakukan m...