Langsung ke konten utama

Postingan

Black Man in the Netherlands: An Afro-Antillean Anthropology

  Author(s): Francio Guadeloupe Publisher: University Press of Mississippi, Year: 2022 ISBN: 1496837002,9781496837004 Francio Guadeloupe has lived in both the Dutch Antilles and the Netherlands. An anthropologist by vocation, he is a keen observer by honed habit. In his new book, he wields both personal and anthropological observations. Simultaneously memoir and astute exploration,  Black Man in the Netherlands  charts Guadeloupe’s coming of age and adulthood in a Dutch world and movingly makes a global contribution to the understanding of anti-Black racism. Guadeloupe identifies the intersections among urban popular culture, racism, and multiculturalism in youth culture in the Netherlands and the wider Dutch Kingdom. He probes the degrees to which traditional ethnic division collapses before a rising Dutch polyethnicity. What comes to light, given the ethnic multiplicity that Afro-Antilleans live, is their extraordinarily successful work in forging an anti-racist Dutch i...

The Anthropology of Poiesis

  Author(s): Mihai Popa Publisher: Cambridge Scholars Publishing, Year: 2022 ISBN: 1527578283,9781527578289 The volume addresses a distinct field in the anthropology of culture, namely that of creativity. It defines the cultural field of poiesis, which includes not only the poetic creation, but also the scientific and philosophical one, and, above all, insists on the connection of creativity with the metaphysical spirituality, the mythological imaginary, and the sacred realm. Creation is primarily personal―this phenomenon is obvious both in the field of art and of theory. This book considers that it is necessary to emphasize, from the perspective of cultural anthropology, the importance and significance of the creative act that binds all fields of culture. To this end, it gives new meanings to the relationship between the symbolic and abstract in the field of cultural creation, a relationship considered from the perspective of three concepts―beauty, harmony and dynamic asymmetry―as...

Tetens’s Writings on Method, Language, and Anthropology

  Author(s): Curtis Sommerlatte (editor), Scott Stapleford (editor) Series: Bloomsbury Studies in Modern German Philosophy Publisher: Bloomsbury Academic, Year: 2022 ISBN: 1350081442,9781350081444 Containing all of the key writings leading up to the publication of his  Philosophical Essays  in 1777, this volume presents complete works by Johann Nicolaus Tetens (1736-1807) in English for the very first time. These important essays focus on method in metaphysics and mathematics, the analysis of language, and various anthropological questions that occupied thinkers of the period. Key features of the volume include: · Accurate, readable translations · Detailed scholarly notes · A substantial introduction situating Tetens's works in historical context · A German-English glossary This collection marks a significant contribution to scholarship on Kant and 18th-century German philosophy.

Dari Humaniora ke Rekayasa Sosial: Sisi Antropologis Hari Ini dari Mas Prof Pudjo

"Kunci sukses lancar kuliah adalah keterbukaan berpikir..bebaskan pikiran untuk bisa maju"  Prof. Wening  "Merdeka berpikir, semua informasi kita resapi renungkan dan membacalah yang banyak...nek gelem moco Insya Allah jembar swarga-Mu" Prof. Pudjo  Dua pesan untuk mahasiswa baru dalam Kuliah Perdana 2021 di era pandemi diadakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Bersama: Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A. dan Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum., DEA. Dua guru besar sekaligus garda depan dinamika intelektual di Bulak Sumur.  Moco le moco ...Jadilah Pembaca agar Hidup tak Sepi  Ada kerinduan tersendiri dengan Jogja. Dan dengan kuliah umum daring ini bisa merasakan kembali suasana akademik di bawah pohon rambutan dekat Kandang Antrop. Dalam pemaparannya Prof Wening mengupas tentang teknologi dan perubahan kehidupan. Bagaimana ilmu humaniora menjadi kritik atas hegemoni teknologi. Hari ini generasi mahasiswa baru disebut mahasiswa yang akrab dengan teknologi digital se...

Pengetahuan Lokal itu untuk Siapa?

Pengetahuan lokal atau yang lebih dikenal dengan kearifan lokal menjadi salah satu bahan pembicaraan yang menarik. Local Wisdom ada yang menyebutnya. LIPI Press pada tanggal 22 Juli mengadakan webinar sebagai bentuk kick off dari program Akuisisi Pengetahuan Lokal yang telah berjalan setahun terakhir. Webinar ini turut dihadiri oleh Plh. Kelapa LIPI: Pak Agus, Kepala BRIN: L.T. Handoko, Anggota DPR dari Golkar: Mbak Dyah Roro yang membahas pengetahuan lokal masyarakat Bawean-Gresik.  Webinar Akuisisi Pengetahuan Lokal bersama LIPI Press Menurut Antropolog LIPI dari bidang Kependudukan: Herry Yogaswara lebih tepatnya menggunakan istilah pengetahuan lokal. Karena budaya bersifat relatif. Bicara kearifan lokal tidak bisa disamaratakan. Ada nilai lokal yang bagi masyarakat A dianggap baik belum tentu baik bagi masyarakat B. Jadi lebih universal jika menggunakan kata pengetahuan lokal. Sebagai sebuah filosofi budaya yang memegang teguh lokalitas dari suatu daerah secara kontekstual. Sia...

Antropologi Naik Gunung: Cerita Palaga Unair

 "Pokok seneng cangkruk, gondrong, cekakakan ngopi iku arek antro" Demikian stereotyping, pandangan orang luar bahkan kawan se-FISIP sendiri kala itu. Dunia kampus yang dinamis menyajikan beragam karakter dan jenis mahasiswa Surabaya. Terlebih di FISIP UNAIR, saya teringat pada awal masuk perkuliahan, ada mahasiswa yang dapat ditebak dari gaya dandan. Hari ini dinamakan outfil. Chasing anak antrop dan politik dapat dilihat dari mahasiswa cowoknya. Tanpa janjian tapi seperti seragam.  Kerabat road to Rinjani  Kuliah-Cangkruk-PKL-Kuliah-SC-Cangkruk. Menjadi ritual umum mahasiswa antropologi. Tapi siapa sangka dibalik kegiatan yang sering bertemu dengan banyak orang tersebut ada kegiatan lain yang tidak bisa dilakukan: Mendaki Gunung. Itulah kenapa saat proses inisiasi di Bumi Perkemahan Jolotundo ketika menjadi peserta. Dalam temaram padang bulan di Bulan September itu saya melihat dengan sedikit terbengong puncak Pawitra Gunung Penanggungan yang terlihat eksotis.  "Pe...

Antro Camp dan Kerabat Digital 2021

" Covid-19 came onto this stage and obliterated the one remaining obstacle to a digital future - human attitudes " (Fareed Zakaria)  Ada yang berbeda dengan inisiasi antrop unair tahun ini. Bukan lagi antro camp di salah satu asrama sewaan sebuah kantor di Kota Surabaya. Rangkaian acara dilaksanakan secara daring. Berawal dari fasilitas google meeting sampai penggunaan Zoom .  Dari awal hingga puncak prosesi inisiasi dilakukan tanpa menimbulkan kerumuman.  Cekrek Layar 1 Pandemi Covid-19 yang telah setahun melanda negeri memukul semua sektor kehidupan. Ada banyak perubahan yang harus dihadapi dan diterima. Kerja di rumah (WFH), sekolah daring, ibadah daring sampai banyak kaum rebahan yang berupaya produktif dalam ruang gerak yang terbatas. Termasuk mahasiswa Antropologi. Pandemi membawa konsekuensi dalam kuliah, penelitian, kuliah lapangan hingga mengupayakan regenerasi kerabat lewat KKA.  Simak Juga: Antro Camp dan Regenerasi KKA   Rangkaian acara diubah. Pros...